Rabu, 29 Juli 2009

Gerejaku, Gerejamu, Gereja kita semua

(Sebuah pemikiran tentang Gereja dan Pembangunan Gereja)


Bicara tentang gereja, maka mungkin pikiran kita akan lebih tearah kepada gedung gereja, sebuah bangunan fisiknya. Oleh karena itu mungkin yang terbayang oleh kita adalah kemegahan gedung gereja, luas dan besar bangunannya atau indahnya interiornya, atau bahkan mungkin sebaliknya. Yang terbayang adalah betapa sederhana dan sempitnya gedung gereja. Tapi gereja bukan sekedar itu ! Yang disebut gereja terutama adalah orang-orangnya. Orang-orang yang dalam bahasa Alkitab disebut “Ekklesia” (Ek=Ex = keluar, dan Kaleo = dipanggil). Jadi orang-orang yang dipanggil keluar, yang kemudian dihimpun Allah untuk menjadi UmatNya (bdk II Petrus 2:9-10). Orang-orang yang dipanggil dan dihimpun ini, tidak lalu menjadi atau dijadikan oleh Allah sebagai kelompok yang eksklusif, yang terpisah dan tidak ada hubungan dengan dunia. Tetapi mereka dikhususkan (dikuduskan) Allah untuk menerima dan menjalankan tugas mengabarkan kasih kepada dunia ini. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyebut para murid atau pengikutNya sebagai garam dan terang dunia (Mat 5:13-15). Sebagai garam dan terang dunia maka sudah menjadi tugasnyalah untuk menerangi dan menggarami dunia ini. Bukan hanya bagi dirinya atau kelompoknya saja ! Gereja dan orang-orang di dalamnya tidak boleh menjadi eksklusif tapi harus inklusif untuk dapat terus mencontoh kasih Allah bagi dunia ini.

Gereja yang mana yang akan kita bangun? Gedungnyakah? Tentu tidak hanya itu. Gedung itu hanyalah salah satu sarana saja untuk menyatakan kasih Allah. Kita rindu “apa yang ada di dalamnya” yang dapat dibangun dengan baik. Kita rindu gereja kita dapat menjadi gereja yang baik yang dapat menerapkan beberapa hal yang harus ada sebagai gereja. Hal-hal tersebut adalah : (bdk Kis 4:32-37)

1. Kerinduan umat untuk belajar Firman Allah
Firman Allah dapat menjadi “pelita” yang menerangi langkah hidup kita sehingga kita tidak tersesat di tengah kegelapan dunia ini. Dengan itu, dan jika kita senantiasa melakukan itu, maka kita akan tidak sama dengan dunia ini dan dapat menjadi contoh yang baik bagi dunia. Bagaimana kerinduan kita saat ini kepada Firman Allah?

2. Perhatian dan kepedulian terhadap sesama
Itulah sebabnya gereja disebut “Persekutuan” bukan hanya kumpulan atau kerumunan. Dalam persekutuan akan selalu ada perhatian dan kepedulian terhadap orang lain, sehingga selalu ada kerelaan untuk berbagi dan saling menolong atau menopang. Tidak hanya sekedar kumpul atau berkerumun pada hari Minggu.

Untuk dapat mencapai semuanya itu, tentunya sangat diperlukan dua hal :
Yang pertama : Perencanaan
Amsal 24:18a mengatakan, “ Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat”. Terjemahan dalam KJV ” where these is no vision, people perish”. Vision atau visi menjadi sesuatu yang sangat penting, Tanpa itu kita akan hancur atau gagal. Maka perencanaan yang senatiasa kita bawa ke dalam bimbingan tangan Tuhan akan sangat menolong setiap upaya kita.
Yang kedua : Dukungan
Dukungan dalam kebersamaan kita akan menjadikan segala sesuatu lebih mudah dan mungkin dikerjakan. Dengan saling menopang dan melengkapi, maka kita yakin pekerjaan pembangunan gereja kita akan dapat terlaksana. Maka diperlukan dukungan doa, tenaga dan juga dana dari semua dan setiap kita.
Kerinduan kita adalah agar gereja kita dapat menjadi :
 Gereja yang memiliki persekutuan yang akrab dan hangat.
 Gereja yang terus bertumbuh dalam iman kepada Kristus Yesus.
 Gereja yang melayani setiap orang, termasuk masyarakat di sekitar kita. Sehingga gereja dapat menjadi berkat bagi semua orang.
 Gereja yang memampukan setiap orang, bukan hanya secara rohani yang terus bertumbuh, tapi yang juga memampukan setiap orang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, melawat yang sakit dan membalut yang terluka.



Kranggan, 29 Juli 2009





Iman Sugio Ibrahim

Foto Gereja Impian

Foto Gereja Impian